SebutkanContoh Penempatan Aturan Kerja. Pedoman Kerja Praktek dan Magang Program Studi Teknik. Rajawali Nusindo Gelar Sosialisasi Produk dan Pedoman Kerja Institusi Tahun 2021 - PT Rajawali Nusindo. Pedoman Kerja Pmkp New [z0x2nk26ewqn] FUNGSI PRODUKSI DALAM BISNIS - ppt download. Contohsurat kontrak kerja karyawan yang benar adalah segala syarat dan ketentuan didalamnya diketahui oleh kedua belah pihak. Majikan harus membayar untuk perekrutan dan biaya penempatan Pekerja Domestik terlebih dahulu Majikan berhak untuk memotong upah bulanan Pekerja Domestik tidak melebihi jumlah 50 dari gaji pokok Pekerja KEGIATANBELAJAR 1 SEKTOR INDUSTRI JASA KEUANGAN Direktorat Pembinaan SMK 2013 Etika Profesi Dan Profesional Bekerja 12 Banyak ahli yang mendeinisikan “jasa” diantaranya adalah , Phillip Kotler , mengatakan setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak JAWABAN Construct Validation, adalah tes yang mengidentifikasikan ciri-ciri psikologis atau ketangkasan yang dikaitkan dengan keberhasilan kinerja pekerjaan tersebut. Ini membutuhkan jasa konsultan yang valid dan independen. 2. Sebutkan kendala dalam memilih metode seleksi dan penempatan aturantata tertib, di laboratorium juga harus tersedia alat keselamatan kerja. Tuliskan 5 (lima) contoh alat tersebut! @2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 22 Modul Fisika Kelas X KD 3.1 Jawaban Soal Latihan 1. Hakikat Fisika adalah sebagai produk (“a body of knowledge”), fisika sebagai sikap (“a 3bRoa. Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 132535 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d8361133cae0bab • Your IP • Performance & security by Cloudflare DEFINISI PENEMPATAN KERJA Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam mendapatkan karyawan yang kompeten yang dibutukan perusahaan, karena penempatan yang tepat dalam posisi jabatan yang tepat akan dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan. Penempatan kerja merupakan hal yang menarik untuk diperhatikan, karena nantinya akan berhubungan dengan berbagai kepentingan organisasi maupun kepentingan pegawai itu sendiri. Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam mendapatkan karyawan yang kompeten yang dibutuhkan perusahaan, karena penempatan yang tepat dalam posisi jabatan yang tepat akan dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan. Penempatan placement adalah tindak lanjut dari seleksi, yaitu menempatkan calon karyawan yang diterima lulus seleksi pada jabatan/pekerjaan yang membutuhkannya dan mendelegasikan wewenang kepada orang tersebut Hasibuan 2009. Pengertian Penempatan Kerja Menurut Ahli Penempatan adalah proses penugasan / pengisian jabatan atau pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada tugas / jabatan baru atau jabatan yang berbeda. Penugasan ini dapat berupa penugasan pertama untuk pegawai yang baru direkrut, tetapi dapat juga melalui promosi, pengalihan, dan penurunan jabatan bahkan pemutusan hubungan kerja Hariandja 2002. Penempatan adalah penugasan kembali seorang karyawan kepada pekerjaan barunya Veithzal Rivai dan Ella jauvani sagala 2009. Penempatan karyawan adalah penugasan seseorang pada suatu jabatan yang sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimilikinya. Penempatan merupakan penugasan atau penugasan kembali dari seseorang karyawan pada sebuah pekerjaan baru Mangkuprawira 2004. Penempatan kerja merupakan proses penugasan atau pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada tugas atau jabatan baru atau jabatan yang berbeda. Penugasan ini dapat berupa penugasan pertama untuk pegawai yang direkrut, tetapi dapat juga melalui promosi, pengalihan, dan penurunan jabatan atau bahkan pemutusan hubungan kerja Marihot 2005. Penempatan kerja adalah suatu proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang lulus dalam seleksi untuk dilakukan secara kontinuitas serta mampu mempertanggungjawabkan segala risiko dan kemungkinan yang terjadi atas fungsi dan pekerjaan, wewenang dan tanggung jawab Siswanto 2006. Penempatan kerja merupakan proses atau pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada tugas atau jabatan baru atau jabatan yang berbeda Sunyoto 2012. Penempatan tenaga kerja pada posisi yang tepat bukan hanya menjadi keinginan perusahaan melainkan ini juga menjadi keinginan tenaga kerja itu sendiri agar yang bersangkutan dapat mengetahui tanggung jawab dan tugas-tugas yang diberikan serta menjalankan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. Penempatan ini harus sesuia dengan keahlian yang dimiliki tenaga kerja agar dengan adanya penempatan tersebut gairah bekerja dan prestasi kerja tinggi serta hasil yang maksimal. Dalam penempatan karyawan, perusahaan harus memperhatikan hal – hal berikut Adanya kecakapan yang dimiliki calon karyawan yang akan ditempatkan juga kemampuan untuk bekerja sama dengan karyawan lain Adanya uraian jabatan yang jelas mengenai jabatan yang lowong tersebut Adanya kebijakan penempatan karyawan yang baku pada jabatan Tohardi 2002. Sebelum mengadakan penempatan pegawai dalam hal ini perlu melihat metode-metode yang harus ditempuh dalam penempatan pegawai. Adapun metode-metode yang harus ditempuh dalam hal ini menurut Sulistiyani & Rosidah 2003155 adalah Menentukan kebutuhan-kebutuhan Sumber Daya Manusia. Mengupayakan persetujuan anggaran untuk mengadakan atau mengisi jabatan-jabatan. Mengmbangkan kriteria penempatan yang valid. Pengadaan recruitment. Menyiapkan daftar dari para pegawai yang berkualitas. Mengadakan seleksi pegawai. Syarat – syarat Penempatan Kerja Menurut Sulistiyani & Rosidah 2003152 ada beberapa persyaratan penting yang harus dipenuhi dalam rangka penempatan pegawai, adapun persyaratan yang harus dipenuhi tersebut adalah sebagai berikut Informasi analisis jabatan yang memberikan deskripsi jabatan, spesialisasi jabatan dan standar prestasi yang seharusnya ada dalam setiap jabatan tersebut. Rencana-rencana Sumber Daya Manusia yang akan memberikan manajer tentang tersedia tidaknya lowongan pegawai suatu instansi. Keberhasilan fungsi rekrutmen yang akan menjamin manajer bahwa tersedia sekelompok orang yang akan dipilih. Faktor Penempatan Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa di dalam penempatan karyawan harus disesuaikan dengan keahlian serta latar belakang pendidikannya sehingga setiap tugas yang diberikan dapat kegiatan-kegiatan lain dalam penempatan karyawan juga perlu mempertimbangkan beberapa faktor. Menurut Siswanto 2002 faktor yang perlu dipertimbangan dalam penempatan tersebut adalah sebagai berikut 1. Faktor Prestasi Akademik Faktor prestasi akademik yang telah dicapai oleh karyawan selama mengikuti jenjang pendidikan harus mendapat pertimbangan dalam menempatkan dimana karyawan yang bersangkutan harus melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta wewenang dan tanggung jawab. 2. Faktor Pengalaman Pengalaman para karyawan sejenis yang telah dialami sebelumnya, perlu mendapat pertimbangan dalam rangka penempatan karyawan. Pengalaman bekerja banyak memberikan kecenderungan bahwa karyawan memiliki keahlian dan keterampilan kerja yang relatif tinggi. Sebaliknya rendah tingkat keahlian dan keterampilannya. 3. Faktor Kesehatan Fisik dan Mental Faktor kesehatan fisik dan mental perlu mendapatkan pertimbangan dalam penempatan karyawan, meskipun kurang akurat terhadap tingkat kepercayaan hasil tes kesehatan dilakukan terutama kondisi fisik, namun secara sepintass dapat dilihat kondisi fisik karyawan yang bersangkutan untuk dipertimbangan pada tempat mana dia diberikan tugas dan pekerjaan yang cocok baginya berdasarkaan kondisi yang dimilikinya. 4. Faktor Sikap Sikap merupakan bagian hakiki dari kepribadian seseorang. Dalam perpenempatan karyawan faktor sikap hendaknya menjadi pertimbangan bagi manajer sumber daya manusia, karena hal tersebut akan berpengaruh secara langsung baik bagi individu dan perusahaan maupun bagi masyarakat sebagai pengguna jasa dari perusahaan ittu sendiri. 5. Faktor Status Perkawinan Untuk mengetahui status perkawinan karyawan kerja adalah hal yang penting. Dengan mengetahui status perkawinannya dapat ditentukan, dimana seseorang akan ditempatkan. Misalnya karyawan yang belum menikah ditempatkan di cabang peusahaandi luar kota dan sebaliknya karyawan yang sudah menikah d itempatkan pada perusahaan di dalam kota dimana keluarganya bertempat tinggal. 6. Faktor Usia Faktor usia perlu dipertimbangkan dengan maksud untuk menghindari rendahnya produktifitas yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan. Biasanya karyawan yang usianya sudah tua akan memiliki tingkat produktifitas yang lebih rendah dibandingkan dengan karyawan yang usianya lebih rendah. Sedangkan menurut Mangkunegara 2007, dalam penempatan kerja karyawan harus mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut Pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang karyawan minimum yang disyaratkan meliputi pendidikan yang disyaratkan dan pendidikan alternatif. Pengetahuan Kerja. Pengetahuan kerja yang harus dimiliki oleh seorang karyawan dengan wajar yaitu pengetahuan kerja sebelum ditempatkan dan yang baru diperoleh pada waktu karyawan tersebut bekerja dalam pekerjaan tersebut. Keterampilan Kerja. Kecakapan atau keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan yang harus diperoleh dalam praktik, keterampilan kerja ini dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu Keterampilan mental seperti menganalisa data, dan membuat keputusan. Keterampilan fisik seperti membetulkan listrik, mekanik dan lain-lain. Keterampilan sosial seperti memengaruhi orang lain, menawarkan barang atau jasa. Pengalaman Kerja. Pengalaman seorang karyawan untuk melakukan pekerjaan tertentu dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pekerjaan yang harus ditempatkan dan lamanya melakukan pekerjaan. Bentuk Penempatan Kerja Karyawan Menurut Hariandja 2002, terdapat beberapa bentuk penempatan kerja karyawan selain penempatan karyawan yang baru direkrut, yaitu kenaikan jabatan promosi, pengalihan transfer, dan penurunan jabatan demosi. Penjelasan ketiga bentuk penempatan kerja karyawan adalah sebagai berikut 1. Promosi Promosi adalah apabila seseorang pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hierarki jabatan yang lebih tinggi dan penghasilannya lebih besar pula, Siagian 2002. Seseorang pegawai dipindahkan dari suatu pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih besar. Dua kriteria utama dalam melakukan promosi Siagian 2005. Menurut Marihot 2006 promosi adalah penaikan jabatan, menerima kekuasaan dan tanggung jawab lebih besar dari kekuasaan dan tanggung jawab sebelumnya. Promosi memiliki manfaat baik bagi perusahaan maupun karyawan, antara lain Promosi dapat memungkinkan perusahaan memanfaatkan kemampuan karyawan untuk memperluas usahanya. Promosi dapat mendorong tercapainya kinerja karyawan yang baik. Terdapat korelasi signifikan antara kesempatan untuk kenaikan pangkat dan tingkat kepuasan kerja. 2. Transfer Transfer adalah pemindahan pegawai dari satu jabatan ke jabatan yang lain yang memiliki tanggung jawab yang sama dan level yang sama. Dalam hal penempatan transfer dapat mengambil salah satu dari dua bentuk Penempatan seorang pada tugas baru dengan tanggung jawab hirarki jabatan dan penghasilan yang relatif sama dengan status dahulu. Alih tugas penempatan karyawan yang tidak mengalami perubahan. 3. Demosi Demosi adalah bahwa seseorang, karena berbagai pertimbangan mengalamipenurunan pangkat atau jabatan dan penghasilan serta tanggungjawab yang semakin dipastikan bahwa tidak ada seorang pegawai pun yang senang mengalami hal ini Siagian 2005. Prinsip Penempatan Kerja Karyawan Menurut Suwatno 2003, terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penempatan kerja karyawan, yaitu sebagai berikut Prinsip Kemanusiaan, prinsip yang menganggap manusia sebagai unsur pekerja yang mempunyai persamaan harga diri, kemauan, keinginan, cita-cita dan kemampuan harus dihargai posisinya sebagai manusia yang layak dan tidak dianggap mesin. Prinsip Demokrasi, prinsip ini menunjukkan adanya saling menghormati, saling menghargai, dan saling mengisi dalam melaksanakan kegiatan. Prinsip The Right Man On The Right Place, prinsip ini penting dilaksanakan dalam arti bahwa penempatan setiap orang dalam organisasi perlu didasarkan pada kemampuan, keahlian, pengalaman, serta pendidikan yang dimiliki oleh orang yang bersangkutan. Prinsip Equal Pay For Equal Work, pemberian balas jasa terhadap karyawan baru didasarkan atas prestasi kerja yang didapat oleh karyawan yang bersangkutan. Prinsip Kesatuan Arah, prinsip ini diterapkan dalam perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja agar dapat melaksanakan tugas-tugas dibutuhkan ke satu arah, kesatuan pelaksanaan tugas, sejalan dengan program dan rencana yang digariskan. Prinsip Kesatuan Tujuan, prinsip ini erat hubungannya dengan kesatuan arah, artinya arah yang dilaksanakan karyawan harus difokuskan pada tujuan yang dicapai. Prinsip Kesatuan Komando, karyawan yang bekerja selalu dipengaruhi adanya komando yang diberikan sehingga setiap karyawan hanya mempunyai satu atasan. Prinsip Efisiensi dan Produktifitas Kerja, prinsip ini merupakan kunci ke arah tujuan perusahaan karena efisiensi dan produktivitas kerja harus dicapai dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Daftar Pustaka Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Grasindo. Hasibuan, Malayu 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Bumi Aksara. Mangkunegara, A. Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung Remaja Rosdakarya. Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrasi dan Operasional. Jakarta Bumi Aksara. Schuler, Randall S. dan Jackson, Susan E. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia – Menghadapi Abad Ke-21. Jakarta Gelora Aksara Pratama. Siswanto, Bejo. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrarif dan Operasional. Jakarta Bumi Aksara. Sunyoto, Danang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Buku Seru. Suwatno. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Erlangga. Penempatan karyawan adalah proses pengalokasiaan karyawan yang dipekerjakan ke pekerjaan tertentu yang sesuai dengan keterampilan dan kemampuannya. Dengan melakukan proses ini, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang efektif dimana ada kesesuaian yang baik antara kebutuhan manajemen dan kualifikasi karyawan. LinovHR telah merangkum sejumlah tips bagi perusahaan yang ingin mengadakan job placement untuk karyawan. Yuk simak!7 Tips Mengadakan Penempatan KaryawanAgar proses penempatan karyawan di perusahaan dapat berjalan dengan mulus dan lancar, berikut beberapa tips yang dapat perusahaan Anda coba1. Identifikasi Kebutuhan PerusahaanBuat daftar kebutuhan sebelum Anda membuat lowongan pekerjaan. Mungkin terlihat mudah untuk mengidentifikasi kebutuhan perekrutan saat Anda mengganti karyawan yang baru saja keluar, tetapi tugas Anda akan menjadi lebih sulit jika Anda menciptakan posisi baru atau mengubah tanggung jawab peran. 2. Siapkan Deskripsi PekerjaanMembuat deskripsi pekerjaan yang baik adalah bagian penting dalam menyusun strategi rekrutmen yang efektif. Setelah Anda memahami kebutuhan bisnis dan departemen, Anda harus menentukan tugas dan tanggung jawab peran tersebut. Deskripsi pekerjaan yang jelas membantu mengkomunikasikan kebutuhan dan harapan organisasi kepada kandidat potensial. Penting untuk menuliskan deskripsi pekerjaan secara spesifik untuk menarik kandidat yang sesuai dengan peran Gunakan Penilaian KandidatPenilaian merupakan cara lain untuk mempelajari kandidat dan menemukan kecocokan yang tepat untuk perusahaan Anda. Penilaian ini dapat berkisar dari keterampilan umum, pengetahuan, hingga praktik secara nyata. Penilaian kandidat juga membantu Anda dalam mengidentifikasi kandidat yang mungkin telah melebih-lebihkan kualifikasi mereka pada lamaran Juga Strategi Mentoring untuk Peningkatan Kemampuan Karyawan4. Minta Referensi KaryawanReferensi karyawan adalah salah satu cara paling ampuh dalam mengadakan proses penempatan karyawan. Maka dari itu, implementasikan program referensi karyawan untuk memperluas jangkauan Anda dan melibatkan karyawan lama dalam prosesnya. Karyawan yang terlibat umumnya sudah akrab dengan sistem dan kondisi perusahaan. Komunikasikan dengan karyawan tentang lowongan pekerjaan yang dibuka dan dorong mereka untuk merujuk kandidat potensial. 5. Jaga Komunikasi Dengan KandidatSetelah melamar, mungkin kandidat akan menunggu kabar dari perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Selama kandidat menunggu, Anda harus memastikan komunikasi dengan kandidat tetap terjaga dengan baik. Anda dapat memberikan informasi up-to-date kepada kandidat untuk membantu mempertahankan minat mereka pada posisi Perhatikan Keterampilan dan Kemampuan KaryawanTips keenam untuk mengadakan penempatan karyawan adalah memperhatikan keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh karyawan. Anda harus memastikan bahwa karyawan memiliki keterampilan dan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan posisi pekerjaan tersebut. Dengan demikian, karyawan juga dapat bekerja lebih maksimal sehingga mempengaruhi produktivitas perusahaan. 7. Berkolaborasi dengan Unit Kerja atau DepartemenKetika ingin menempatkan karyawan dalam sebuah posisi pekerjaan, penting bagi Anda untuk berkolaborasi dengan setiap unit kerja atau departemen yang ada di perusahaan. Dengan bekerja sama dengan unit kerja atau departemen, Anda dapat mengetahui apa yang benar-benar dibutuhkan oleh mereka. Sehingga memudahkan Anda untuk mencari dan memilih kandidat yang paling tepat dan sesuai kebutuhan Juga Memaksimalkan Analisis Kinerja Lewat Performance Management By LinovHRKelola Karyawan Lebih Mudah Menggunakan HRIS LinovHRMengelola penempatan karyawan memang bukan hal yang mudah, terutama jika jumlah karyawan sangat banyak dengan dinamika pola kerja yang tinggi. Untuk memudahkan Anda dalam mengelola karyawan, Anda dapat mengandalkan Software HRIS dari LinovHR. Melalui HRIS LinovHR, segala hal-hal yang berkaitan dengan administrasi HRD dapat dikelola dengan praktis, mudah, dan dari LinovHR juga merupakan sebuah platform berbasis cloud yang dapat menjadi solusi untuk mengelola sistem HR dan payroll bisnis. HRIS dari LinovHR memiliki banyak modul yang memiliki keunggulan masing-masing. Berikut keunggulan setiap modulnyaModul Organization Management berguna untuk melihat secara visual dan lengkap gambaran besar mengenai organisasi perusahaan dan berbagai komponen Person Administration membantu HRD dalam mengelola informasi dan data diri karyawan secara Payroll membantu HRD dalam mengelola penggajian karyawan dari tahap perhitungan hingga pembuatan laporan payrollModul Competency Management memudahkan HRD dalam mengelola setiap kompetensi yang ada di dalam unit Performance Management membantu HRD dalam menilai kinerja karyawan secara lebih Time Management membantu HRD dalam mengelola jadwal kerja karyawan yang memiliki dinamika tinggi serta pola kerja yang beragam sesuai kebutuhan Succession Management berguna untuk mengelola hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan suksesi di Loan berguna untuk berguna untuk membantu karyawan yang memiliki permasalahan Employee Self Services meungkinkan keterlibatan karyawan dalam mengakses dan mengelola data human resource mereka sendiri di dalam Learning and Development membantu HRD dalam mengelola hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran dan pengembangan di perusahaan. Dengan menggunakan HRIS dari LinovHR berserta modul yang ada didalamnya, segala permasalahan administrasi HRD termasuk penempatan karyawan dapat dikelola dengan lebih mudah dan hubungi layanan service LinovHR dan dapatkan uji demo secara gratis. 12. Penempatan karyawan dalam suatu perusahaan harus berpedoman "the rightman on the right place" artinya karyawanharus diberi tugas sesuai dengan....A. usianyaC. masakerjanyaB. kegemarannyaD. keahliannyaTolong jawab yaa besok mau dikumpulkan​ 1. Pedoman kerja adalah standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Keuntungan-keuntungan dengan adanya pedoman kerja, antara lain a. Menjadi pegangan bagi pelaksana menjadi alat komunikasi dan pengawasan, dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten. b. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan. c. Dipergunakan sebagai salah satu alat training dan bisa dipergunakan untuk mengukur kinerja pegawai 3. Prosedur kerja adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain sehingga menunjukan adanya suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang harus di tempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu bidang tugas. 4. Tata Kerja adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang seeisien mungkin atas sesuatu tugas dengan mengingat segi-segi tujuan, peralatan, fasilitas, tenaga kerja, waktu, ruang, dan biaya yang tersedia. 5. Sistem Kerja adalah suatu rangkaian tata kerja dan prosedur kerja yang kemudian membentuk suatu kebulatan pola tertentu dalam rangka melaksanakan sesuatu bidang pekerjaan. 6. Aturan kerja Adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh perusahaan, yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib. D. EVALUASI KEGIATAN Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan benar ! 1. Apa deinisi perusahaan? 2. Apa yang dimaksud pedoman kerja? 3. Jelaskan fungsi pedoman kerja! 4. Jelaskan perbedaan tata kerja, prosedur dan sistem kerja! 5. Apa manfaat pedoman kerja? 6. Sebutkan maksud kegunaan dari simbol-simbol dalam prosedur kerja! 7. Jelaskan maksud simbol segi tiga tunggal, segi tiga double, dan lingkaran kecil! 8. Jelaskan deinisi aturan kerja! 9. Sebutkan contoh kewajiban pokok dari pegawai! 10. Sebutkan contoh penempatan aturan kerja! E. TUGAS Bagilah kelas menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok mendiskusikan tentang pedoman kerja, prosedur kerja, dan system kerja. Berikan contohnya dan hasil dari diskusi serahkan kepada guru kelas. A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari kegiatan belajar ini siswa diharapkan mampu 1. mengetahui fungsi perencanaan 2. menerangkan prinsip-prinsip dan langkah-langkah perencanaaan 3. memahami dan melaksanakan eisiensi kerja B. URAIAN MATERI 1. Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah berpikir ke depan mengenai jalannya kegiatan yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan segala faktor yang terkait dan ditujukan kepada sasaran tertentu dan terukur yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan melakukan perencanaan secara matang, maka perusahaan akan siap menghadapi berbagai kendala dan rintangan karena telah diperhitungkan sebelumnya melalui perencanaan. Dengan demikian perencanaan merupakan pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan apa yang harus dilakukan, kapan, di mana, bagaimana dan oleh siapa kegiatan tersebut dilaksanakan. dengan kata lain perencanaan adalah proses kegiatan untuk menentukan tindakan-tindakan kebijakan yang akan dilaksanakan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. KEGIATAN BELAJAR 3 PERENCANAAN DAN EFISIENSI PEKERJAAN Dalam melakukan perencanaan terdapat beberapa syarat yang harus diketahui sebelumnya, yaitu a. Menentukan tujuan, yaitu sasaran spesiik dan terukur yang akan dicapai pada waktu yang akan dating. b. Menetapkan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu dengan menganalisa factor terkait. c. Waktu yang diperlukan untuk mewujudkan, apakah dalam jangka panjang atau pendek. d. Pengaturan pelaksanakan, yaitu bagaimana cara melaksanakan perencanaan tersebut. 2. Prinsip-prinsip Perencanaan Perencanaan dilakukan sebelum menjalankan suatu kegiatan. Oleh karenanya agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dalam merencanakan sesuatu perlu berpegang kepada beberapa prinsip perencanaan, yaitu sebagai berikut. a. Kontinuitas Perencanaan yang baik harus dibuat dan dipersiapkan untuk tindakan terus- menerus dan berkesinambungan, dan perlu pemikiran peningkatan dan perbaikan di masa yang akan datang. Hal ini hanya bisa terwujud melalui perencanaan yang berdasarkan evaluasi dan adaptasi terhadap segala perubahan yang terjadi. b. Berdasarkan Fakta Hari ini dan Perkiraan Situasi di Masa yang akan Datang Perencanaan tanpa didukung dengan fakta data yang sesuai dengan kebutuhan tidak akan mampu memberikan hasil yang terbaik. Oleh karena perlu data-data pendukung guna membuat suatu perencanaan sehingga rencana bisa dilakukan dengan baik. c. Futuristik Pencanaan selalu berkaitan dengan masa depan, Perencanaan juga harus memperhatikan berbagai sumber, informasi seputar kinerja perusahaan pada masa lalu dan sekarang, serta prediksi peristiwa yang mungkin akan menerpa perusahaan, baik berbagai kesempatan untuk mencapai target perusahaan maupun berbagai rintangan yang bisa menghalangi terwujudnya target perusahaan. d. Fleksibilitas Fleksibilitas artinya perencanaan mudah diakomodasikan dengan berbagai kondisi yang baru dan perubahan-perubahan masa depan yang belum diketahui waktu memulai perencanaan. Perencanaan dibuat bukan untuk waktu yang relatife singkat, tetapi diproyeksikan untuk waktu tertentu misalnya 1 tahun atau 2 tahun, maka dalam membuat perencanaan perlu dipikirkan agar memungkinkan untuk melakukan penyempurnaan dan pengembangan. e. Realistis Perencanaan harus realistis dalam mencapai target yang ditentukan dengan mempertimbangkan berbagai sarana pendukung yang ada. Artinya, perencanaan itu disesuaikan dengan kondisi perusahaan, baik kondisi inancial maupun SDM, dan berbagai kondisi internal lainnya. Perencanaan tidak realistis akan kontraproduktif ketika para staf tidak mampu menjalankannya. Konsekuensinya, karyawan akan hilang kepercayaan diri atau tidak percaya kepada kemampuan manajerial pemimpinnya. 3. Langkah-langkah Perencanaan Dalam merancang perencanaan perlu melalui beberapa langkah berikut ini ; a. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai dari suatu kegiatan yang akan dilakukan. b. Langkah selanjutnya adalah melakukan observasi dan penelitian terhadap informasi yang sudah dikumpulkan. Kemudian lakukan analisis dari berbagai informasi tersebut di atas maka tentukan juga perencanaan alternative yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. c. Identiikasi kondisi lingkungan yang berkaitan dengan pekerjaan, baik kondisi inancial maupun SDM, serta factor-faktor yang dapat memengaruhi dari berbagai kondisi yang ada kemudian pelajari. d. Buatlah hubungan di antara semua hal tersebut di atas dan sinergikanlah sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan akan menjadi landasan operasional kerja. e. Berdasarkanlah perbandingan terhadap alternative yang dipilih, selanjutnya lakukan penilaian apakah sudah sesuai dengan tuntutan yang diinginkan. Kalau memang sudah sesuai maka langkah berikutnya adalah melaksanakan perencanaan. Cara menyusun perencanaan juga bisa menggunakan formula 5W+1H, yaitu sebagai berikut a. W1 What/Apa Artinya rencana apa yang akan disusun. Biasanya hal ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan, misalnya apa tujuan yang akan dicapai. Umpamanya bila tujuan yang akan dicapai adalah mendirikan usaha, maka pertanyaannya adalah apa produk yang laku dijual di pasar atau apa yang dibutuhkan konsumen saat ini. b. W2 When/Kapan Maksudnya, kapan suatu rencana dilaksnakan. Untuk melaksanakan suatu rencana perlu disusun jadwal waktu yang tepat dari setiap jenis pekerjaan yang akan dilakukan, umpamanya; 1. Kapan saat yang tepat untuk memulai? Jawaban dari pertanyaan ini akan mengarahkan kepada saat yang tepat untuk memulai suatu usaha dengan berbagai pertimbangan, baik kemampuan yang dimiliki tempat usaha/modal usaha maupun kemungkinan persaingan. 2. Kapan saat untuk melakukan pekerjaan? Melakukan promosi juga perlu dipikirkan kapan saat yang tepat sehingga promosi yang dilakukan tidak sia-sia. 3. Kapan saat menyelesaikan pekerjaan? Waktu saat menyelesaikan setiap pekerjaan perlu ditentukan kapan setiap agar pekerjaan berikutnya tidak terganggu. 4. Kapan saat untuk membeli bahan? Bahan juga dapat mengakibatkan pekerjaan tertunda. Oleh karenanya/penjadwalan kapan saat yang tepat membeli bahan perlu ditetapkan sedemikian rupa agar tidak terjadi penyimpangan dan memperlambat pekerjaan. c. W3 Where/Dimana Dengan kata where kita dapat menganalisis aspek-aspek yang dibutuhkan agar perencanaan yang disusun lebih sempurna, umpamanya; 1. Di mana lokasi usaha didirikan? Menentukan lokasi usaha diperlukan berbagai informasi/misalnya di mana saingan mendirikan usahanya atau dimana tempat yang strategis untuk mendirikan usaha/agar lebih dekat dengan konsumen. 2. Di mana membeli bahan yang dibutuhkan? Tempat membeli bahan yang dibutuhkan perlu ditentukan/selain dekat dengan lokasi perusahaan/juga harganya murah dibanding tempat lain 3. Di mana promosi dilakukan? Promosi yang dilakukan dapat mencapai sasaran yang dituju apabila promosi yang dilakukan pada tempat yang tepat. 4. Di mana pesaing menjual produknya? Tempat pesaing menjual produknya perlu diketahui karena dengan mengetahui-nya sangat bermanfaat bagi pemasaran produk d. W4 Why/Mengapa Selanjutnya, penyusun rencana harus mengetahui mengapa dibutuhkannya suatu produk tertentu, mengapa membuka usaha tersebut, dan mengapa memilih lokasi di suatu tempat tertentu. e. W5 Who/Siapa Kata who terkait dengan siapa yang akan melaksanakan rencana tersebut. Seberapa banyak karyawan digunakan untuk mencapai tujuan yang tentu saja harus disesuaikan dengan besarnya pekerjaan yang akan dilaksanakan. f. H How/Bagaimana Pertanyaan tentang bagaimana, sangat membantubagi penyusun rencana untuk mengetahui cara menyelesaikan pekerjaan, misalnya bagaimana cara membeli bahan baku, bagaimana cara mengangkut hasil produksi, dan bagaimana cara menjual hasil produksi. Perencanaan sangat penting bagi perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan adanya perencanaan, tujuan yang hendak dicapai dapat diraih dengan cara yang lebih baik, lebih terarah dan efektif. dengan demikian, perencanaan memiliki beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut; a. Dengan adanya perencanaan perusahaan terhindak dari sikap tergesa- gesa dan pengambilan keputusan secara emosional. Selain itu, perusahaan juga bisa menghindarkan diri dari berbagai kesalahan juga menghemat tenaga serta biaya saat menghadapi ketidakpastian pada masa mendatang. b. Mendorong adanya komunikasi antarindividu danm antar berbagai lini agar bisa bekerjasama dalam mengejar target sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. c. Mencerminkan sikap ekonomis karena dalam menentukan target serta biaya yang dikeluarkan, akan disesuaikan dengan sikap hemat, baik hemat biaya maupun SDM. d. Membantu perusahaan agar lebih siap menghadapi berbagai perubahan. e. Menjauhi berbagai masalah yang mungkin terjadi pada masa mendatang. f. Menentukan tujuan secara realistis sesuai dengan berbagai perubahan yang mungkin terjadi. 4. Eisiensi Dalam Pekerjaan a. Pengertian Eisiensi Eisiensi berkaitan dengan menghasilkan sesuatu/produksi yang optimal dengan tidak membuang sumber daya dalam proses pengerjaannya. Bekerja dengan eisien adalah bekerja dengan gerakan, usaha, waktu dan tenaga yang sedikit mungkin dengan hasil yang tetap sama. Cara bekerja yang eisien dapat diterapkan oleh semua karyawan untuk semua pekerjaan yang kecil maupun yang besar sehingga dapat membantu mempercepat penyelesaian tugas dengan menghemat tenaga, waktu, biaya, bahan dan lainnya. Bila seorang karyawan harus segera menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang singkat, maka karyawan tersebut harus dapat meningkatkan kecepatan dalam bekerja, tetapi harus tetap menjaga mutu hasil kerjanya. Oleh karenanya, karyawan yang tidak eisien akan kekurangan waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan karyawan yang eisien akan kekurangan pekerjaan untuk menghabiskan waktunya. Dengan demikian, eisiensi kerja merupakan pelaksanaan kerja dengan cara tertentu, tanpa mengurangi tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Cara pelaksanaan kerja tersebut merupakan cara termudah mengerjakannya, termurah biayanya, tersingkat waktunya, teringan bebannya serta terpendek jaraknya. Karyawan yang eisien tidak akan mengeluh walaupun banyak yang harus dikerjakannya, tetapi karyawan yang tidak eisien akan mengeluh walaupun sedikit yang dikerjakannya. Cara kerja yang eisien hendaknya perlu diterapkan secara terus-menerus agar jiwa eisiensi dapat dimiliki dan diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan. b. Azas-azas Eisiensi Kerja Untuk menerapkan eisiensi dalam bekerja ini karyawan perlu mengetahui asas-asas eisiensi bagi pekerjaan yaitu sebagai berikut. 1. Azas Perencanaan Perencanaan berarti menggambarkan suatu tindakan yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai suatu tujuan. Perencanaan ini sangat penting agar eisiensi dapat dilakukan karena tindakan apa yang akan dilakukan telah direncanakan sebelumnya. 2. Azas Penyederhanaan Menyederhanakan berarti membuat suatu system yang rumit atau pekerjaan yang sukar menjadi lebih mudah atau ringan. 3. Azas Penghematan Menghemat berarti mencegah pemakaian benda/bahan secara berlebihan sehingga biaya pekerjaan menjadi lebih minim 4. Azas Penghapusan Menghapuskan berarti meniadakan kegiatan yang memiliki persamaan kegiatan atau bahan yang mungkin dapat dikerjakan sekaligus dalam satu langkah sehingga dapat menghemat waktu kerja. 5. Azas Penggabungan Menggabungkan berarti menyatukan pekerjaan yang memiliki persamaan kegiatan atau bahan yang mungkin dapat dikerjakan sekaligus dalam satu langkah sehingga dapat menghemat waktu kerja. c. Syarat Eisensi Kerja Untuk mencapai eisiensi kerja tersebut diperlukan beberapa syarat berikut ini. 1. Berhasil Guna atau Efektif Syarat ini menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat, dalam arti target tercapai sesuai dengan waktu yang ditetapkan. 2. Ekonomis Syarat ekonomis menyatakan bahwa dalam usaha mencapai sesuatu yang efektif biaya, tenaga kerja, material, peralatan, waktu, dan ruangan telah dimanfaatkan dengan tepat. 3. Pelaksanaan Kerja yang Dapat Dipertanggungjawabkan Syarat ini untuk membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja sumber-sumber yang ada telah dimanfaatkan dengan tepat dan dapat dipertanggungjawabkan 4. Pembagian Kerja yang Nyata Manusia mempunyai kemampuan yang terbatas sehingga tidak mungkin mengerjakan segala macam pekerjaan dengan baik. Hendaknya ada pembagian kerja yang nyata berdasarkan beban kerja, ukuran kemampuan kerja dan waktu yang tersedia. 5. Rasionalitas Wewenang dan Tanggung Jawab Wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab seseorang, artinya jangan sampai terjadi seseorang mempuyai wewenang yg lebih besar dari tanggung jawab atau sebaliknya jangan sampai terjadi wewenang lebih kecil dari tanggung jawabnya. 6. Prosedur Kerja yang Praktis Artinya bahwa peleksanaan kerja harus merupakan kegiatan operasional yang dapat di laksanakan dengan lancar , dapat dipertanggungjawabkan serta pelayanan kerja yang memuaskan. d. Sumber Eisiensi Kerja Sumber utama eisiensi kerja adalah manusia karena dengan alat pikiran dan pengetahuan yang ada, manusia mampu menciptakan cara kerja yang eisien. Sumber eisiensi kerja yang melekat pada manusia adalah kesadaran, keahlian, dan disiplin. 1. Kesadaran Kesadaran terhadap arti dan makna eisiensi sangat membantu usaha kea rah eisiensi kerja, Kesadaran mendorong seseorang untuk berkeinginan membangkitkan kehendak guna melakukan sesuatu. Eisiensi kerja sangat erat kaitannya dengan tingkah laku dan sikap hidup seseorang. Artinya bahwa tingkah laku dan sikap hidup seseorang dapat mengarah kepada perbuatan yang eisiensi atau sebaliknya. Oleh karena itu, penerapan eisiensi kerja tidak dapat diharapkan timbul seketika pada seseorang, melainkan merupakan hasil dari proses yang panjang. Kesadaran sebagai salah satu sumber eisiensi perlu secara terus-menerus dipupuk agar usaha dapat berhasil tanpa pemborosan tenaga, biaya dan waktu. 2. Keahlian Suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang ahli hasilnya akan lebih dan lebih cepat daripada apabila pekerjaan tersebut dilakukan oleh orang yang bukan ahlinya. Unsur keahlian dalam eisiensi kerja melekat pada manusia di bidang tertentu perlu ditunjang dengan peralatan, agar eisiensi kerja yang akan dicapai dapat lebih tinggi daripada tanpa menggunakan alat. Sebab keahlian tanpa ditunjang oleh fasilitas yang memadai tidak mungkin diterapkan untuk dapat menghasilkan yang terbaik. Tetapi keahlian itu sendiri sudah merupakan jaminan adkan didapatkannya hasil yang eisien. Masalah keahlian di dalam suatau kegiatan/pekerjaan dewasa ini, telah berkembang sehingga menuntut adanya keahlian untuk masing-masing bidang pekerjaan. Perkembangan pekerjaan yang menjurus ke arah spesialisasi mensyaratkan adanya tenaga ahli. Semakin banyak spesialisasi di ciptakan dan semakin banyak pula keahlian yang diperlukan sesuai tuntutan yang ada. Seorang pakar dalam bidang mesin tertentu, akan mampu memperkirakan dengan tepat kerusakan pada sebuah mesin hanya karena mendengar suara mesinnya., tetapi seorang yang bukan pakarnya tidak dapat memperkirakan tanpa membongkar lebih dahulu mesin tersebut. Dari contoh tersebut, dapat kita lihat perbedaan dalam eisiensi kerja. Sehubungan dengan hal tersebut maka factor yang sangat erat hubungannya dengan keahlian adalah penempatan orang yang tepat pada suatu pekerjaan. 3. Disiplin Disiplin erat hubungannya dengan kesadaran, sebab disiplin timbul dari kesadaran. Kesadaran memerlukan waktu lama dan agak sulit dilaksanakan, tetapi disiplin dpat ditumbuhkan dalam waktu yang singkat dan pada awalnya dapat dipaksakan dengan suatu aturan. Di tempat kerja terdapat berbagai aturan yang menuntut adanya disiplin pegawai dengan berbagai sanksinya. Usaha untuk menciptakan disiplin pada organisasi antara lain dilakukan melalui penyebaran tugas dan wewenang yang jelas, tata cara atau tata kerja prosedur yang sederhana tetapi memadai yang dapat diketahui dan dipahami oleh tiap karyawan sehingga mereka bisa melaksanakan disiplin tersebut Upaya lain yang perlu dilaksanakan adalah menciptakan keseimbangan antara kepentingan organisasi dengan kepentingan pribadi karyawan. Untuk dapat menciptakan keseimbangan kepentingan tersebut, banyak hal perlu diperhatikan, misalnya gaji/pendapatan, penghargaan, pendidikan dan latihan, fasilitas, rekreasi, dan hal-hal yang menyangkut segi kemanusiaan karyawan. Apabila upaya tersebut dapat diwujudkan dengan baik, maka disiplin organisasi dapat ditegakan dan dipelihara sehingga semua pekerjaan dapat dilaksanakan dengan eisien. e. Pedoman Eisiensi Kerja Dalam rangka membantu menciptakan cara kerja yang eisien, diperlukan beberapa pedoman sebagai berikut; a. Mengubah pekerjaan rutin atau pekerjaan otak menjadi pekerjaan otomatis. b. Mengerjakan tangan untuk bekerja dengan tanpa bantuan mata c. Memiliki tempat tertentu untuk benda atau catatan e. Bekerjalah menurut rencana untuk mencapai hasil f. Menyusun pekerjaan menurut rangkaian kerja yang tepat. g. Membiasakan mengambil keputusan seketika. h. Membiasakan memulai dan menyelesaikan pekerjaan seketika i. Menggunakan catatan untuk membantu ingatan j. Menggunakan tenaga lain atau pembantu untuk membantu menyelesaikan pekerjaan f. Eisiensi Kerja di Kantor Dalam menciptakan eisien kerja, sebaiknya ditekiti dan ditemukan tempat atau bagian-bagian yang sering mengalamai ineisiensi terlebih dahulu sehingga eisiensi dapat diterapkan pada bagian-bagian yang mengalami ineisiensi tersebut. Dalam pekerjaan sehari-hari dikantor, umumnya ineisiensi terjadi dalam palat tulis kantor dan pemeliharaan dan pemakaian barang kantor. Oleh karena itu, pada kedua bagian ini perlu diterapkan eisiensi. Eisiensi dalam Pemakaian Alat tulis kantor Eisiensi dalam pemakaian alat tulis kantor dapat dilakukan dengan cara berikut ini. 1. Jangan mudah membuang bahan, kecuali benar-benar tidak dapat digunakan lagi. Contoh kertas yang terbuang percuma setiap hari karena kebiasaan membuang kertas padahal kertas tersebut masih bisa digunakan untuk keperluan lain. 2. Memelihara alat kerja seperti computer sesuai dengan kemampuan, misalnya dengan cara memakai alat kerja tersebut sesuai dengan tujuannya. 3. Pakailah kertas konsep secara timbal balik. 4. Pergunakan karbon dengan cermat 5. Hindarkan membuat tembusan surat dan lainnya yang berlebihan. 6. Menggandakan surat secukupnya saja. Eisiensi dalam Pemeliharaan serta Pemakaian Barang Kantor Pemeliharaan adalah merawat benda/barang agar benda/barang tetap berada dalam kondisi yang terbaik dalam hal pemanfaatannya sehingga diperoleh hasil sesuai dengan fungsinya. Memelihara barang tidak bergerak lebih mudah daripada memelihara barang yang bergerak, baik bergerak di tempat berupa mesin maupun bergerak dengan menempuh suatu jarak mobil, motor, sepeda dan lain-lain. Pemeliharaan barang bergerak membutuhkan keahlian khusus dan frekuensi pemeliharaannya melebihi frekuensi barang yang bergerak. Artinya, frekuensi pemeliharaan barang yang bergerak lebih banyak dibandingkan barang tidak bergerak sehingga berpengaruh terhadap besarnya biaya pemeliharaan. Untuk menanggulangi besarnya biaya pemeliharaan tersebut, perlu diketahui beberapa hal yang menyebabkan terjadinya pemborosan dalam pemeliharaan barang sehingga meningkatkan jumlah biaya pemeliharaan, yaitu; 1. Kelengahan pengelolaan bahan atau alat dalam proses produksi. 2. Kelengahan dalam perlindungan barang terhadap udara, panas, debu, cairan dan lain-lain. 3. Cara penggunaan atau pengoperasian mesin/alat yang tidak tepat. 4. Pemakaian mesin/barang yang tidak sesuai dengan tujuan 5. Pemakaian barang yang berlebihan dan kelebihan itu tidak dikembalikan atau dilaporkan. 6. Pemakaian yang kasar dan ceroboh 7. Kesalahan dalam batas kecepatan atau kemampuan. 8. Beban yang berlebih pada alat angkut yang menyebabkan alat cepat rusak. 9. Kelalaian pengurusan barang atau mesin yang tidak dipakai. 10. Kelalaian terhadap perbaikan kecil yang sebenarnya dapat dilakukan sendiri. 11. Penghapusan barang sebelum waktunya. 12. Hilangnya alat-alat kecil. 13. Kelambatan dalam system laporan jika terjadi kerusakan pada mesin. g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eisiensi Kerja Dalam mewujudkan eisiensi dalam bekerja terdapat beberapa factor yang memengaruhinya. Menurut Ralph M. Barnes terdapat 3 faktor yang memengaruhim eisiensi kerja, yaitu gerakan tubuh, pengaturan tempat kerja, dan penggunaan alat kerja. Menurut The Liang Gie juga terdapat 3 faktor yang memengaruhi eisiensi kerja, yaitu kemauan, kemampuan, dan kemahiran. Secara lebih terperinci

sebutkan contoh penempatan aturan kerja