Untukmemanfaatkan model pembelajaran e-learning tentu saja membutuhkan beragam komponen yang bisa mendukung kelancaran pembelajaran tersebut yaitu : Hardware atau perangkat keras terdiri dari komputer, laptop, netbook, maupun tablet. Software atau perangkat lunak yaitu berupa aplikasi yang terdiri dari Learning Management System (LMS
ElearningUniversitas Pamulang. Guna Mengupayakan pemberian layanan online learning yang optimal selama masa Pandemi Corona, online learning menggunakan 2 server yang dapat dimanfaatkan untuk program perkuliahan Reguler A & B dengan Reguler C (Kamis dan Sabtu). LP3 & IT Center. Silahkan klik tombol di bawah ini sesuai dengan program perkuliahannya.
Dalam pembelajaran yang memanfaatkan e-learning dibutuhkan berbagai komponen pendukung, yaitu: a. Perangkat keras (hardware): komputer, laptop, netbook, maupun tablet. b. Perangkat lunak (software): Learning Management System (LMS), Learning Content Management System (LCMS), Social Learning Network (SLN).
Hanya saja untuk penggunaannya sendiri, e-Learning memiliki fungsi yang berbeda. Secara singkat, kita memiliki beberapa model pembelajaran e-Learning yang dikenal dengan blended learning, flipped class room, online school.
GambarkanIlustrasi Komponen Pendukung E Learning; Nonton Film Indonesia Okb Full Movie; Kode Sydney Hari Ini; Nonton Film Hotel Transylvania 2; Contoh Akta Van Dading; Data Laos Sahabat; Apakah Kriteria Dari Makanan Yang Sehat Brainly; Contoh Warna Ocean; Aplikasi Bigo Live Ilegal; Angka Kalajengking 4d; Harga Tiket Argo Parahyangan; Mobil
R81u1r. Source publicationIn today's world, a new level of commitment is required in order to educate the young generation and e-learning perhaps emerges as an important tool of imparting knowledge and information. The challenge, however, is to provide a suitable means to disseminate disparate information in a dynamic, open and distributed e-learning environment. While ther...... However, having an e-learning strategy and programs is not enough to guarantee success. There should be a clear and well-thought-out implementation strategy and plan Georgescu, 2006. Personal Learning Environment PLE recognizes that learning is continuing, and tools are needed to support that learning. ... Mateja BrozovićMarina ErcegovićGunther Meeh-BunseBackground The pandemic of Covid-19 brought significant changes to the education system and forcibly accelerated the process of digitizing teaching. Students and educators had to adapt to the new way of education, facing challenges such as technical problems and a lack of technical skills and social contact. Objectives The purpose of the paper was to explore the attitudes of the university and high school educators and students towards the pandemic’s impact on digitization in teaching. Methods/Approach Data were collected through a questionnaire distributed to university and high school educators and students in Croatia, Poland, Serbia and Germany in the field of accounting, finance, trade, tourism, and other areas of interest, resulting in 2,897 responses. The results were analyzed using descriptive statistics and non-parametric tests. Results The research showed that 1 high school students were less optimistic about the positive impact of the pandemic on applying digital tools in teaching than university students, 2 educators generally prefer traditional exams, while students generally prefer e-exams, 3 a higher proportion of university respondents believe that e-learning should be used as an important addition to traditional teaching when compared to high school respondents. Conclusions The pandemic has changed how the teaching process will be performed, but we should learn from experience and address the issues with e-learning.... e-Learning dapat menghilangkan batasan-batasan pembelajaran taradisonal pada lingkup ruang, waktu dan biaya serta menawarkan fleksibilitas bagi siswa maupun guru dalam proses belajar-mengajar. Selain itu, dengan e-Learning kegiatan belajarmengajar akan lebih menarik dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa Harandi, 2015 Pengembangan e-Learning ini memuat komponen-komponen perangkat pembelajaran seperti silabus, penugasan, modul/bahan ajar, dan lain sebagainya Mircea and Associate, 2018. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan menguranggi batas-batasan dalam proses pembelajaran di SMAN 1 Jasinga Kabupaten Bogor Jawa Barat, kami bermaksud mengadakan pengabdian berupa Pelatihan Pengembangan E-Learning di sekolah tersebut. ... Sugianto ArjoTelah dilakukan pengabdian kepada masyarakat tentang manajemen sistem pembelajaran online atau e-Learning. Sistem pembelajaran e-Learning dibangun berdasarkan pada tingkat kebutuahan di era modern seperti saat ini atau sebagai bentuk perwujudan dari revolusi industri e-Learning merupakan suatu sistem pembelajaran yang dilakukan secara online sehingga dapa diakses dimanapun dan kapanpun. Adapun e-Learning yang digunakan dalam pelatihan ini adalah student centre bersifat open dan dapat dijumpai dilaman student centre ini memuat fitur-fitur informasi mata pelajaran, informasi Board, Resources dan Assignments. Berdasarkan pada hasil analisis kebutuhan di SMAN 1 Jasinga, kabupaten Bogor bahwa penerapan e-Learning di sekolah tersebut belum sama sekali dilaksanakan. Olehkarena itu melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan semua elemen ditingkat sekolah mampu memahami dan menerapkan sistem tersebut. Hasil pelaksanaan pelatihan manajemen sistem pembelajaran e-Learning di SMAN 1 Jasinga memperlihatkan antosiasme yang tinggi dengan hadirnya semua guru dan staf pada kegiatan tersebut. Adapun jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut berjumlah 50 orang. Adapun ketidak hadiran siswa disebabkan oleh padatnya penjadwalan disekolah sehingga tidak memungkinkan pada kegiatan tersebut. Hadirnya guru dan staf pada kegiatan tersebut diharapkan setelah dilakukannya kegiatan ini pihak sekolah dapat menerapkan sistem pembelajaran e-Learning yang sangat fleksibel terhadap situasi penjadwalan... godine Savjet ministara Evropske unije identifikovao je IKT kao ključnu komponentu za uspješno kreiranje evropskog prostora znanja čime je započet proces reforme visokog obrazovanja u Evropi [3]. U skladu sa usvojenom strategijom, Evropska komisija je pokrenula e-Learning inicijativu kojom je podržano uvoenje IKT-a u proces obrazovanja i implementacija e-učenja [4]. Kao posljedica te inicijative 2001. ...Sadržaj-Današnje doba karakteriše veoma intenzivan i dinamičan razvoj na polju informaciono-komunikacionih tehnologija što ima za posljedicu otvaranje novih mogućnosti njihove primjene sa ciljem postizanja što kvalitetnijeg obrazovanja. Istraživanja sprovedena u poslednjih deset godina pokazuju evidentan porast stepena primjene elektronskog učenja u cijelom svijetu, kako na institucionalnom nivou tako i po broju studenata koji se odlučuju da takve vidove nastave pohaaju. U ovom radu su prikazani rezultati istraživanja sprovedenog na Univerzitetu u Istočnom Sarajevu sa ciljem identifikovanja trenutnog stanja u domenu implementacije elektronskog učenja. Rezultati istraživanja trebaju biti polazna tačka na osnovu koje će se izvršiti definisanje budućih aktivnosti koje se trebaju preduzeti u cilju podizanja kvaliteta nastavnog procesa na Univerzitetu kroz implementaciju sistema za elektronsko učenje. Ključne riječi – elektronsko učenje; e-learning; univerzitet; anketno istraživanje.... Asynchronous technologies deliver content one way at one point in time and can include email, video, blogs and audio aids. Synchronous technologies deliver two or more technologies at the same time and can include teleconferencing, chat rooms and web conferencing [8]. It may be safe to say that synchronous technologies are typically used for trainer-led eLearning, and that asynchronous technologies may be typically used for trainee-led eLearning. ...Today's molecular life scientists are well educated in the emerging experimental tools of their trade, but when it comes to training on the myriad of resources and tools for dealing with biological data, a less ideal situation emerges. Often bioinformatics users receive no formal training on how to make the most of the bioinformatics resources and tools available in the public domain. The European Bioinformatics Institute, which is part of the European Molecular Biology Laboratory EMBL-EBI, holds the world's most comprehensive collection of molecular data, and training the research community to exploit this information is embedded in the EBI's mission. We have evaluated eLearning, in parallel with face-to-face courses, as a means of training users of our data resources and tools. We anticipate that eLearning will become an increasingly important vehicle for delivering training to our growing user base, so we have undertaken an extensive review of Learning Content Management Systems LCMSs. Here, we describe the process that we used, which considered the requirements of trainees, trainers and systems administrators, as well as taking into account our organizational values and needs. This review describes the literature survey, user discussions and scripted platform testing that we performed to narrow down our choice of platform from 36 to a single platform. We hope that it will serve as guidance for others who are seeking to incorporate eLearning into their bioinformatics training programmes.... [2]. The eLearning initiative [3] reinforced the need for innovative pedagogical approaches and for objectives regarding quality and easy access to eLearning resources and services. In the domain of Higher Education HE, recognizing that universities play a key role in the production and dissemination of knowledge, in the development of social, pedagogical and technological research, some experiments in the field of eLearning were settled related, for instance, with University organization or curricula, or with the assess of the impact of ICT for interactions among teachers and students. ...The main subject of this paper is to present and discuss a technical solution based on the Information and Communication Technologies ICT that is proposed to be implemented in a Higher Education HE institution in Portugal. It is believed, that this project will change profoundly the administrative organization and the teaching-learning paradigm inside the Polytechnic Institute of Setúbal PIS. This project will cover three different and complementary areas a Wireless LAN area, an Administrative and Informative area and an eLearning area. Other relevant aspects and remarks, regarding eLearning issues, will also be taken into consideration, illustrating the most significant activity of the PIS academic staff in what concerns the eLearning field. Serhat ÇOBANPolicies towards qualification of labour are getting common in today’s societies and people in high ranks put their efforts to encourage it by creating political documents. E-learning practices which are getting popular thanks to advancements in communication tech and political documents concerned of these practices should be examined in such way. While observing that increase in demand for qualification of labour gaining speed accereleratingly in order to reorganize the capital and overcome structural crises due to capitalism. Such work will continue to create traces in the demand of approaches toward e-learning. Especially, approaches of e-learning mentioned in political documents which are created accordingly to information society of European Union will be considered by realizing this demand. Florin D. SalajanThis article discusses the emergence of a European E-Learning Area EELA as a consequence of three factors that can be observed in the e-learning developments over the past decade. The first factor consists of the carving of a policy sector in e-learning via formal instruments such as the eLearning Programme, the Lifelong Learning Programme and an array of other e-learning policy stipulations embedded in larger policy instruments at European level Framework Programme. The second factor is represented by the mainstreaming of e-learning activities, both through formal and informal measures across multiple domains. Finally, the proliferation and consolidation of interlinked networks of practice as incubators of e-learning innovation and sharing of expertise act as the third factor in the shaping of EELA. The conceptualisation of EELA is substantiated through an analysis of the European e-learning policy documentation and the findings of a questionnaire distributed to the coordinators of projects under the eLearning Programme. In light of the findings, theoretical and practical implications for EELA as a nascent policy domain are explored and offered as a basis for further debate on this paper reports on an effort to use Stagecast CreatorTM as a means for developing modelling skills among undergraduate students taking an introductory course in science that took place in a virtual learning environment WebCTTM. An inquiry-based curriculum was implemented, which guided students working in small groups to collect and study moon observations and construct a series of successive models of the moon phases using Stagecast CreatorTM. Students' reflective journals and reports of synchronous discussions were the means for collecting data. The findings show that the WebCTTM platform supported the on-line collaboration among students in the course that was used to help them improve their models through the use of Stagecast CreatorTM. Specifically, students' groups shared their models with other groups through WebCTTM, and provided feedback about each other's models, indicating model limitations and suggesting possible improvements. The results also suggest that students believed that the on-line collaboration supported their learning growth as well as the process of developing modelling skills. Students found it extremely fruitful to exchange ideas with other groups, to read and make suggestions for model improvements and to collaborate with almost all students in the course – which would have been impossible without the on-line collaboration tool. Collaboration in learning situations like the one presented in this paper involves exchanging, negotiating and critiquing ideas for the purpose of building new, more refined knowledge. This collaborative process became feasible due to the fact that sharing and viewing Stagecast CreatorTM files through the Internet is fully compatible with web-browsers. We suggest that the process of model deployment was practically made possible due to the combined use of Stagecast CreatorTM and WebCTTM. Susan L. RobertsonThis paper seeks to instantiate the claimsreferred to by Dale 2002 that a new functional and scalar division of labour is emerging in education through an analysis of a key mechanism,of governance proposed,by the European Commission—the,development,of public-private partnerships PPPs as the means,to develop the eEurope/eSociety/eLearning strategy. In the view of the Commission, a viable education strategy mustinvolve the business sector if it is to respond to the demands,of a knowledge,economy. In this paper I argue that the Commission,and key economic,actors are engaged,in promoting public- private-partnerships, discursively and materially, as a means to embed a
Back160Size KiBEkstensi File jpgPanjang 326 pxTinggi 372 pxDetail Gambarkan Ilustrasi Komponen Pendukung E Learning Koleksi No. 35. Silahkan zoom untuk melihat ukuran gambar yang lebih besar dengan mengeklik ke arah gambar. File gambar ini memiliki lisensi tergantung dari penguploadnya berikanlah atribut kepada si pengupload gambar atau ke website ini untuk Gambarkan Ilustrasi Komponen Pendukung E Learning Koleksi No. 35 Download Gambar
Di Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam dunia pendidikan. Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah munculnya e-learning atau pembelajaran elektronik. E-learning memberikan kemudahan dan fleksibilitas bagi para pelajar untuk belajar secara online tanpa batasan waktu dan dibalik kepraktisannya, terdapat komponen pendukung yang memainkan peran penting dalam kesuksesan e-learning. Dalam artikel ini, Brebesnesia akan mengenalkan beberapa komponen penting yang mendukung sistem Platform E-LearningKomponen utama dari e-learning adalah platform yang menyediakan lingkungan virtual untuk pembelajaran. Platform e-learning biasanya berbentuk situs web atau aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk mengakses materi pelajaran, tugas, ujian, dan interaksi dengan pengajar dan sesama pelajar. Beberapa platform e-learning populer termasuk Moodle, Blackboard, dan Google Konten PembelajaranKonten pembelajaran adalah inti dari e-learning. Komponen ini mencakup materi pelajaran yang disajikan dalam format digital, seperti teks, gambar, video, dan audio. Konten pembelajaran harus disusun dengan baik, mudah dipahami, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan multimedia dalam konten pembelajaran dapat membantu meningkatkan keterlibatan dan pemahaman Interaksi dan KolaborasiE-learning bukan hanya tentang belajar sendiri, tetapi juga tentang interaksi dan kolaborasi antara pelajar dan pengajar. Komponen ini mencakup fitur seperti forum diskusi, ruang obrolan, dan kolaborasi dalam tugas kelompok. Interaksi dan kolaborasi ini memungkinkan pelajar untuk saling berbagi pemikiran, memperdalam pemahaman, dan memperluas Evaluasi dan Umpan BalikEvaluasi merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Dalam e-learning, komponen ini mencakup tugas, ujian, dan kuis yang digunakan untuk mengukur pemahaman pelajar. Sistem e-learning juga harus menyediakan umpan balik yang konstruktif dan informatif untuk membantu pelajar meningkatkan prestasi Dukungan TeknisDalam lingkungan e-learning, dukungan teknis menjadi komponen yang sangat penting. Pelajar dan pengajar harus mendapatkan dukungan teknis yang memadai untuk mengatasi masalah teknis, seperti masalah koneksi internet, akses platform, atau masalah perangkat keras. Dukungan teknis yang responsif dan efektif sangat penting untuk menjaga kelancaran proses Keamanan dan PrivasiDalam era digital, keamanan dan privasi menjadi hal yang sangat penting dalam e-learning. Komponen ini mencakup langkah-langkah untuk melindungi data pribadi pelajar dan menjaga kerahasiaan informasi penting. Sistem e-learning harus memiliki kebijakan keamanan yang ketat dan menjaga privasi pengguna dengan menggunakan enkripsi dan perlindungan telah menjadi bagian integral dari dunia pendidikan modern. Untuk mencapai kesuksesan dalam e-learning, komponen pendukung yang telah disebutkan di atas harus dipertimbangkan dengan baik. Dengan platform e-learning yang kuat, konten pembelajaran yang baik, interaksi yang bermakna, evaluasi yang efektif, dukungan teknis yang handal, dan keamanan yang terjamin, e-learning dapat menjadi sarana pembelajaran yang efektif dan inklusif di era digital Artikel Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS
Back856Size KiBEkstensi File jpgPanjang 247 pxTinggi 365 pxDetail Gambarkan Ilustrasi Komponen Pendukung E Learning Koleksi No. 25. Silahkan zoom untuk melihat ukuran gambar yang lebih besar dengan mengeklik ke arah gambar. File gambar ini memiliki lisensi tergantung dari penguploadnya berikanlah atribut kepada si pengupload gambar atau ke website ini untuk Gambarkan Ilustrasi Komponen Pendukung E Learning Koleksi No. 25 Download Gambar
Jenis Jenis Software pendukung e-Learning – Untuk melaksanakan pembelajaran kelas tanwujud atau e-learning diperlukan beberapa komponen pendukung. Onderdil-komponen pendukung e-learning adalah sebagai berikut Perangkat keras hardware komputer, laptop, netbook, ataupun tablet. Perangkat panjang hati software Learning Management System LMS, Learning Content Management System LCMS, Social Learning Network SLN. Infrastruktur Jaringan intranet ataupun internet. Konten pembelajaran. Strategi interaksi/komunikasi pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran. Lebih khusus menganai perangkat lunak atau software cak semau banyakn keberagaman jenis software yang bisa digunakan cak bagi mendukung e-learning. Dalam pelaksanaan inferior maya dimanfaatkanlah berbagai perangkat kepala dingin/aplikasi/sistem yang pada umumnya berbasis web. Walaupun banyak sekali variasi-jenis software yang dapat digunakan, namun secara umum dikenal dua jenis software yaitu yaitu Learning Management System LMS dan Learning Content Management System LCMS. Dan kemudian intern perkembangan selanjutnya, seiring meluasnya pemanfaatan Social Network SN khususnya Facebook, muncullah petisi Social Learning Network SLN sebagai salah satu alternatif bentuk kelas maya. Penjelasan singkat akan halnya Macam Diversifikasi Software pendukung e-Learning Learning Management System LMS Menurut Courts dan Tucker 2012, Learning Management System atau LMS adalah petisi yang digunakan cak bagi mengelola pembelajaran, mengapalkan konten content delivery system, dan melacak aktivitas daring seperti memastikan kerelaan n domestik papan bawah maya, memastikan hari penumpukan tugas, dan melacak hasil pencapaian murid. Padahal menurut Kerschenbaum 2009, LMS yakni sebuah tuntutan yang berfungsi mengadministrasikan secara faali berbagai kegiatan pembelajaran. Guru dapat menggunakan aplikasi ini kerjakan berbagi mata air sparing, berinteraksi, dan berdiskusi dengan siswa, menampilkan embaran, menjatah tugas maupun ujian, serta menerimakan penilaian, sedangkan siswa dapat membaca materi membiasakan, menjawab cak bertanya, berdiskusi, serta mengapalkan tugas dan menjawab soal-soal ujian. Contoh berbunga LMS antara lain; Moodle, Edmodo, Dokeos, aTutor, Google Classroom, dll. Learning Content Management System LCMS Menurut Kerschenbaum 2009, Learning Content Management System LCMS adalah sebuah aplikasi yang digunakan oleh pemilik konten kerjakan mendaftar register, menyimpan store, menggabungkan assembly, mengelola manage, dan memublikasikan publish konten pembelajaran melampaui web, atau dalam bentuk cetak, maupun CD. Secara makin rinci, LCMS adalah sebuah aplikasi untuk mengurus konten pembelajaran. LCMS tidak hanya dapat membuat, ikutikutan, dan menyediakan modul-modul pembelajaran, tetapi pula mengelola dan menyunting edit semua bagian yang membentuk sebuah katalog. Contoh dari LCMS antara lain; Claroline, e-doceo solutions. Perbedaan LMS dan LCMS Perbedaan terdahulu bermula LMS dan LCMS ialah LMS merupakan media interaksi antara siswa dan guru, sedangkan LCMS adalah media yang digunakan oleh penulis konten maupun perusahaan penerbit konten. Berlandaskan fungsinya LMS dan LCMS dapat dibedakan ibarat berikut. LMS LCMS Pembukuan dan administrasi siswa Ekspansi konten secara bersama collaborative content development nan dilengkapi dengan template Pengelolaan aktifitas kelas Pengelolaan konten Pengelolaan kurikulum dan sertifikasi Publikasi Tata kompetensi Integrasi Silsilah Kerja Workflow integration Pelaporan Antar paras yang terintegrasi dengan LMS Manajemen sejarah pembelajaran – Menyusun/mengembangkan bahan pembelajaran Courseware authoring – LMS dan LCMS merupakan variasi software e-learning nan sudah lalu banyak digunakan dan terbukti handal dalam penerapan sistem e-learning. Akan tetapi sistem ini juga memiliki sejumlah kelemahan. Pelecok suatu kelemahannya adalah sebagian besar dari sistem ini kurang mencamkan daya suai adaptability, fleksibilitas, dan interelasi sosial. Bahkan pada sebagian kasus, fitur-fitur kolaborasi dan fitur analisis hubungan sosial dinonaktifkan yang menyebabkan pengelola sistem tidak bisa mengetahui hal-situasi yang madya dikerjakan makanya komunitasnya. Oleh karena itu, privat perkembangan teknologi saat ini, konsep perhubungan sosial dan kepedulian sosial mulai diterapkan dan menerimakan pengaruh yang berarti terhadap kolaborasi dan pendedahan. Dengan adaptasi konsep ini dalam teknologi, siswa bisa berserikat, meningkatkan kemampuan psikologis, dan keterampilan sosialnya. Oleh karena itu, muncullah paradigma yunior dalam belajar yang disebut CSSL Computer Supported Social Learning. Di internal Computer Supported Social Learning terdapat konsep Social Learning Network nan bertujuan buat mendorong penggunanya memiliki pengalaman bau kencur dalam belajar menunggangi jejaring sosial Social Network yang telah dilengkapi dengan konsep kepedulian sosial. Jejaring sosial atau social network SN yakni sebuah jejaring’ yang memuat interaksi sosial dan hubungan interpersonal. Secara lebih rinci, social network / SN yaitu sebuah petisi atau laman yang memungkinkan pengguna bagi berkomunikasi suatu sama tidak dengan kaidah silih ki beralih informasi, komentar, wanti-wanti, gambar, maupun audio-video. Privat Social Network Sites SNS seperti Facebook, Instagram atau Twitter, konsumen difasilitasi untuk melakukan interaksi, komunikasi, dan kooperasi Greenhow, Robelia, & Hughes, 2009. Dengan kata lain, mekanisme bersosialisasi melangkahi jaringan ini telah terbukti bisa meningkatkan hubungan interpersonal dan memfasilitasi komunikasi nonverbal melewati media seperti audio-video maupun gambar. Dengan berkomunikasi melalui sarana ini, interaksi interpersonal menjadi lebih dekat. Oleh karena itu, beralaskan kurnia inilah berbagai situs jejaring sosial didorong untuk dimanfaatkan dalam pengajian pengkajian. Social Learning Network/s SLN/SLNs atau Jejaring Sosial untuk Pembelajaran, menurut Kordesh 2000 adalah koneksi interpersonal menerobos interaksi dengan maksud utama kerjakan pengembangan maklumat. Secara bertambah rinci, SLN merujuk pada beberapa fenomena, adalah Eksploitasi Social Network SN bagi pembelajaran dalam pendidikan formal. Pemakaian SN oleh para pelajardalam sebuah kolaborasi/diskusi yang dilaksanakan secara informal. Eksploitasi laman yang secara khusus dirancang untuk pembelajaran melalui jejaring sosial Social Learning Network atau SLN. Penggunaan SLN yang secara partikular dikembangkan sendiri maka dari itu temperatur. Social Learning Network/s SLN/SLNs ini dapat memperkaya pilihan jenis jenis software e-learning yang bisa digunakan kerjakan mendukung pembelajaran di era maju. Latihan Soal jenis tipe software inferior maya Mari bakal latihan soal online berikut ini cak bagi memaksimalkan hasil membiasakan Anda. Demikianlah jabaran mengenai Jenis Keberagaman Software pendukung e-Learning nan bisa kami sajikan. Hendaknya bermanfaat dan sampai cak bertemu kembali di artikel berikutnya
gambarkan ilustrasi komponen pendukung e learning